Manchester United tahu bagaimana cara menghibur pendukungnya. Tim kebanggaan kita ini tidak hanya menyajikan permainan sepakbola indah, tetapi juga menyajikan drama sepakbola yang membuat pertandingan-pertandingan United merupakan sebuah entertainment tersendiri. Ada tiga hal yang menjadi ciri khas hiburan ala Manchester United.
Pertama adalah kemenangan telak. Pertandingan sepakbola menjadi menyenangkan untuk dinikmati jika tim kesayangan kita berhasil mengalahkan tim lawan dengan skor mencolok. Perasaan superior dan ditakuti tim lawan akan muncul saat sebuah tim berhasil mencetak skor besar. Hanya saja unsur ketegangannya kurang kita rasakan. United berkali-kali mengalahkan lawan-lawannya dengan selisih lebih dari empat gol. Bahkan menurut pengamatan saya, jika dalam satu musim kompetisi liga United pernah mencetak kemenangan minimal 5-0 (syukur-syukur kalau lebih), maka di akhir musim United seringkali menjadi juara liga. Sayangnya musim ini daya gedor United terkesan agak kurang garang karena United lebih sering menang dengan skor selisih 1 gol dan rata-rata hanya mencetak dua gol per pertandingan. Untungnya, United sudah pernah menang dengan skor 5-0 ketika melawan Birmingham, bahkan sempat lebih besar ketika mencetak angka 7-1 melawan Blackburn. Itu berarti United berpeluang besar menjadi juara liga musim ini.
Kedua adalah The Late Show. Maksudnya dalam konteks ini adalah gol-gol yang terlambat datang, entah itu gol balasan penyama kedudukan maupun gol penentu kemenangan yang dicetak menjelang menit-menit terakhir setelah keunggulan United disamakan lawan atau saat skor 0-0 sepertinya menjadi skor akhir. Musim ini kita sering melihat United melakukannya, antara lain saat melawan Liverpool, Bolton, Stoke, Wolves, Aston Villa, WBA, Rangers, dan Valencia. Untuk yang ini, unsur ketegangan sudah cukup tinggi.
Namun, unsur ketegangan tertinggi adalah ciri khas ketiga, yaitu Fight Back atau dalam konteks ini maksudnya adalah membalikkan ketertinggalan skor menjadi kemenangan bagi United saat laga berakhir. Unsur ketegangannya tertinggi karena tidak hanya menunjukkan semangat pantang menyerah saja, namun semangat untuk tetap memenangkan pertandingan meskipun harus tertinggal berapapun skornya. Sangat dramatis! Mental juara tingkat tinggi benar-benar ditunjukkan saat United melakukan Fight Back. Sudah banyak pertandingan yang harus dlalui United dengan cara Fight Back. Namun saya akan memberi contoh empat pertandingan yang menurut saya paling mengesankan.
Pertama adalah saat bertandang ke Spurs musim 2001-2002. Saat itu United tertinggal 3-0 pada babak pertama, namun saat babak kedua, Spurs dibalas dengan lima gol hingga skor akhir 3-5 untuk United. Kedua, saat bertandang ke Highbury musim 2004-2005 dimana setelah tertinggal 0-1, akhirnya United unggul 2-4, dan ketika itu masih masa-masa perselisihan yang meruncing antara Keano dan Viera. Ketiga adalah final Champions League pada 26 Mei 1999, yang ini tidak perlu saya jelaskan lagi karena merupakan hal yang paling mengesankan bagi Manchester United beserta para Manchunian-nya dibandingkan dengan pertandingan-pertandingan lainnya. Dan yang terakhir adalah saat bertandang ke Blackpool musim ini (dari tertinggal 2-0 dibalik menjadi 2-3 saat pertandingan berakhir). Pertandingan ini menjadi salah satu yang mengesankan karena disaat sepertinya United menelan kekalahan pertamanya musim ini, ternyata hal itu tidak terwujud. Rekor tak terkalahkan tetap terjaga sampai 23 pertandingan liga bahkan menjauhkan diri dari kejaran Arsenal menjadi selisih lima poin.
Ardha Ichsan Asyari
Manchunian Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar